Sebenernya gue mau post ini dari minggu lalu. Tapi apa daya jika sakit melanda, weekend pun ga bisa ngapa-ngapain. Masih dengan edisi kawinan! Kali ini gue mau ngebahas tentang pemilihan venue. Aktifitas pemilihan venue biasanya adalah step pertama untuk persiapan pernikahan. Tapi sebelum bisa "venue shopping" idealnya kita sudah mempunyai suatu angka budget, tema dan juga jumlah tamu yang akan diundang (kira-kira aja). Kalau 3 poin ini sudah ada infonya, akan jauh lebih mudah untuk pemilihan venue karna bisa langsung 3 poin itu akan menjadi filter pengerucut pilihan. Untuk pernikahan kita sendiri, gue memang mau venue semi-outdoor. Jadi untuk post ini gue akan share venue-venue apa saja yang gue survey saat pemilihan venue pernikahan gue dengan opini pribadi gue.
1. Pondok Indah Lestari Ini adalah venue pilihan pertama kita. Awalnya kita mau langsung book DP tanggal karena lokasinya deket sama rumah gue. Tapi beberapa minggu ke-depan kita sempet diundang ke pernikahan yang di venue ini dan banyak hal yang lumayan bikin kita ilfil.
Parkiran. Waktu ngeliat betapa repotnya parkiran di luar jalanan untuk tamu. Parkiran dalem cukup terbatas sehingga biasanya dipakai untuk keluarga dan panitia. Parkiran alternative ada di gedung BCA di seberang venue tapi gue ngerasa di bagian luar agak gelap untuk tamu jalan kaki dari area parkiran di jalanan ke dalam venue.
Hujan. Sebetulnya waktu kita kesana gak hujan, tapi hujannya siang-sore. Cuman ternyata efek hujan di siang hari itu bikin tanah dan rumput becek banget. Dan bayangin aja tamu yang jalan-jalan di rumput yang basah dan jeblos terus naik ke lantai lagi. Berantakan banget dan lantai juga jadi kotor. Horror!
2. Zerah Senayan Pilihan ke-dua adalah Zerah Senayan. Lokasinya ada di sebrang Plaza Senayan - cukup strategis dan parkiran cukup luas. Kenapa kita ga pilih ini? Full Outdoor. Venue ini bener-bener full outdoor. Jadi itu terserah kita apakah kita mau bikin atep sendiri (dari pihak dekor) atau gimana. Tapi yang jelas itu bener-bener outdoor. Horrornya, kita tanya kalau nanti hujan gimana? Ada Plan B, yaitu memindahkan tamu ke gedung senayan golfnya di dalam restaurantnya yang besar. Cuman permasalahannya yang dipindahin hanya tamunya, makanannya ngga. Aneh ya? Karena Plan B ini sifatnya hanya temporary dengan anggapan hujan hanya sesaat dan nanti setelah hujan reda tamu bisa kembali ke area outdoor.
3. Hotel Sultan Nah Hotel Sultan (dulu Hotel Hilton), punya area besar di tengah propertynya di dekat kolam renang. Disini bisa dipakai untuk wedding outdoor. Alesan kenapa ga pilih venue ini: Panas. Lokasi outdoornya bener-bener di tengah2 property dikelilingi gedung hotelnya, udara agak pengap dan panas karena ga ada angin ngalir. Jadinya ga enak banget hawanya apalagi kalo tamunya banyak. Sama kaya Zerah Senayan, area ini full outdoor. Jadi pihak dekor nantinya yang akan pasang atap sesuai request kita. Meskipun kalau hujan pun gampang ke area indoornya (hotel) dibandingin sama Zerah Senayan yang jaraknya cukup jauh dari area outdoor ke gedung Senayan Golfnya. Gelap. Ini personal preference banget ya, tapi menurut gue areanya cukup gelap even ketika lampunya sudah dinyalain.
4. Hotel Dharmawangsa Menurut gue venue ini keren banget, cuman harganya memang cukup WOW. Disayangkan ketika kita kesana untuk survey mereka lagi me-renovasi ball-room dan bagian outdoornya. Sehingga mereka ga bisa confirm kapan venuenya akan selesai untuk renovasi. Menurut gue Hotel Dharmawangsa agak over-rated. Memang keren tapi tanpa heavy dekor, venuenya sih biasa aja. Kalo ga salah mereka provide valet service which is beneficial untuk tamu ga perlu repot cari parkir. Cuman malesnya nanti pas mau pulang, antri ambil mobil valetnya juga WOW. Entah lah mungkin kita gak jodoh.
5. Financial Hall Nah ini adalah tempat venue yang akhirnya kita pilih untuk menjadi tempat pernikahan kita. Lokasinya di-dalam gedung Graha CIMB Niaga di Jalan Sudirman. Jadi sangat Strategis. Parkiran luas karena dapat kapasitas parkir gedung Graha CIMB Niaga. Semi-Outdoor, seperti yang kita mau. 1/3 area ballroom tertutup, 2/3 area outdoor dengan atap tenda yang memang sudah include di paket sewa venuenya. Jadi venue ini memang cocok banget sama apa yang kita cari.
Maaf ya disini ga posting foto-foto apapun untuk mengilustrasikan venue masing-masing. Tapi gue yakin kok temen-temen kan smart reader jadi bisa langsung google image atau langsung datang ke tempatnya. Again, kalau ada yang pengen nanya-nanya silahkan aja ya email langsung ke saya.
Adios,
S
Balada Drama dengan Vendor Kawinan
Thursday, June 4, 2015
4 comments
Dari awal gue mulai nulis blog mengenai preparation perkawinan gue itu bukan hanya semata-mata pengen nulis, tapi gue pengen banget apa yang gue share bisa membantu temen-temen capeng yang sedang melakukan persiapan pernikahan juga. Kenapa? Karena waktu pas gue mulai persiapan kawinan, sahabat sejati gue adalah internet dan google. Gue bisa berjam-jam berkutik di laptop hanya untuk browsing dan baca artikel dan review dari website, forum dan blog-blog untuk banyak hal related to the wedding terutama pemilihan vendor pernikahan. Sejak sebulan yang lalu, sudah banyak capeng yang email gue nanya-nanya mengenai vendor kawinan gue, dan gue sih seneng banget kalau bisa bantu dengan informasi yang gue punya.
Disini gue mau share 2 vendor di resepsi gue yang menurut gue dan hubs hasilnya mengecewakan. Gue ga berniat untuk menjelek-jelekkan, tapi hanya ingin sharing pengalaman gue seadanya (AS IS) agar temen-temen bisa lebih waspada dan aware akan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dengan vendor. Gue ga akan menyebutkan nama vendor disini, tapi kalau temen-temen ada yang ingin tau lebih detail silahkan japri ke gue via email ya. Semoga pengalaman gue ini bisa jadi contoh pembelajaran dalam pemilihan vendor untuk pernikahan temen-temen.
1. Vendor pertama adalah vendor photobooth. Kita ketemu vendor ini di pameran wedding di JCC sekitar 5-6 bulan sebelum hari H. Disana kita cek beberapa vendor untuk jasa photobooth dimana gue dan hubs sepakat untuk pakai jasa photobooth vendor ini. Kita langsung bayar DP di tempat. Lepas dari JCC kita mulai konsultasi dengan orang salesnya (orang yang sama ketika kita ketemu di JCC dan bayar DP) untuk masalah backdrop via whatsapp. Kita sendiri memang ga mau pake dekor bunga-bunga yang biasanya diprovide oleh vendor dekor untuk background photobooth. Inspirasinya adalah dari gambar seperti dibawah ini:
Idealnya backdrop ini dibuat secara manual di atas papan kayu yang dicat dengan "chalk-paint" berwarna hitam, dan semua tulisan ditulis dengan kapur putih. Tapi untuk efesiensi effort dan biaya, si vendor pun menawarkan jasa mereka untuk produce sebuah print backdrop sebesar 3x3 meter dengan biaya tambahan. Design semua yang buat gue dan hubs dari pemilihan font, peletakan nama dan segala tetek bengeknya. Sekitar 3-4 bulan sebelum hari H, hubs mengirimkan soft copy filenya ke pihak vendor untuk di print.
Setelah itu mereka ngabarin bahwa backdrop sudah selesai sekitar beberapa minggu sebelum hari H, dan karena keterbatasan mereka dengan storage dan transportasi, mereka minta supaya hubs ambil ke tempat printingnya di daerah Slipi. Ya sekarang pikir aja deh, sebagai Capeng yang punya hajat 2 minggu sebelum hari H sibuknya kaya apa? Mana sempet bisa ambil begituan. Eniway, akhirnya setelah nego, mereka menyanggupi agar si backdrop mereka bawa (entah gimana caranya) langsung ke lokasi resepsi di hari H.
Di hari H Jam 6.30 pm gue turun dari tempat rias ke bawah tempat resepsi, dan sungguh gue kaget karena hasilnya sungguh mengecewakan. Ini sample salah satu foto yang di hari H.
The next day, hubs complain keras ke orang salesnya. Tapi apa daya? Mereka hanya bisa minta maaf. Mereka menawarkan kompensasi dengan membuat sebuah gambar karikatur tapi gue sama hubs udah males aja deal sama mereka. Menurut gue, kalau mereka menawarkan dan menyanggupi additional service berbayar ke client, itu harus end-to-end, karena pemilihan perusahaan printingnya pun mereka yang pilih. Tapi to be fair, hasil fotonya sendiri secara independent memang bagus. Gue dikirimin semua soft copy foto yang mereka foto di hari itu dan semua bagus-bagus. Cuman ya backdropnya bikin ilfil banget dan emosi jadi gue simpen aja tuh CD hasil foto-foto.
2. Vendor kedua dan yang terakhir, adalah vendor dekor gue. Sama halnya kaya vendor photobooth diatas, kita ketemu vendor ini lewat pameran wedding di JCC. Gue warning dulu nih... ceritanya agak panjang dan penuh dengan emosi (karena nulis posting ini kan harus inget-inget kejadian yang ga enak)... jadi kalo ga minat bacanya, cukup sampai disini aja.. tapi kalau kamu mau baca lebih lanjut silahkan click "Continue Reading"
Disini gue mau share 2 vendor di resepsi gue yang menurut gue dan hubs hasilnya mengecewakan. Gue ga berniat untuk menjelek-jelekkan, tapi hanya ingin sharing pengalaman gue seadanya (AS IS) agar temen-temen bisa lebih waspada dan aware akan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dengan vendor. Gue ga akan menyebutkan nama vendor disini, tapi kalau temen-temen ada yang ingin tau lebih detail silahkan japri ke gue via email ya. Semoga pengalaman gue ini bisa jadi contoh pembelajaran dalam pemilihan vendor untuk pernikahan temen-temen.
1. Vendor pertama adalah vendor photobooth. Kita ketemu vendor ini di pameran wedding di JCC sekitar 5-6 bulan sebelum hari H. Disana kita cek beberapa vendor untuk jasa photobooth dimana gue dan hubs sepakat untuk pakai jasa photobooth vendor ini. Kita langsung bayar DP di tempat. Lepas dari JCC kita mulai konsultasi dengan orang salesnya (orang yang sama ketika kita ketemu di JCC dan bayar DP) untuk masalah backdrop via whatsapp. Kita sendiri memang ga mau pake dekor bunga-bunga yang biasanya diprovide oleh vendor dekor untuk background photobooth. Inspirasinya adalah dari gambar seperti dibawah ini:
Idealnya backdrop ini dibuat secara manual di atas papan kayu yang dicat dengan "chalk-paint" berwarna hitam, dan semua tulisan ditulis dengan kapur putih. Tapi untuk efesiensi effort dan biaya, si vendor pun menawarkan jasa mereka untuk produce sebuah print backdrop sebesar 3x3 meter dengan biaya tambahan. Design semua yang buat gue dan hubs dari pemilihan font, peletakan nama dan segala tetek bengeknya. Sekitar 3-4 bulan sebelum hari H, hubs mengirimkan soft copy filenya ke pihak vendor untuk di print.
Setelah itu mereka ngabarin bahwa backdrop sudah selesai sekitar beberapa minggu sebelum hari H, dan karena keterbatasan mereka dengan storage dan transportasi, mereka minta supaya hubs ambil ke tempat printingnya di daerah Slipi. Ya sekarang pikir aja deh, sebagai Capeng yang punya hajat 2 minggu sebelum hari H sibuknya kaya apa? Mana sempet bisa ambil begituan. Eniway, akhirnya setelah nego, mereka menyanggupi agar si backdrop mereka bawa (entah gimana caranya) langsung ke lokasi resepsi di hari H.
Di hari H Jam 6.30 pm gue turun dari tempat rias ke bawah tempat resepsi, dan sungguh gue kaget karena hasilnya sungguh mengecewakan. Ini sample salah satu foto yang di hari H.
- Backdrop yang mereka print, dilipat dong.. jadi pas dipasang keliahatan seluruh lipatan-lipatan. Waktu hubs negur mereka on the spot (crew yang datang untuk acara resepsi gue), mereka hanya menyalahkan orang printnya yang datang dengan kondisi backdrop sudah terlipat. Mereka ga bertanggung jawab.
- Pihak vendor photobooth sudah tau bahwa ukuran backdrop adalah 3x3m tapi kalo temen-temen perhatiin, gantungan atasnya pun lebih pendek dari 3 meter sehingga banyak sisa backdrop yang jatoh ke lantai keinjek2.
The next day, hubs complain keras ke orang salesnya. Tapi apa daya? Mereka hanya bisa minta maaf. Mereka menawarkan kompensasi dengan membuat sebuah gambar karikatur tapi gue sama hubs udah males aja deal sama mereka. Menurut gue, kalau mereka menawarkan dan menyanggupi additional service berbayar ke client, itu harus end-to-end, karena pemilihan perusahaan printingnya pun mereka yang pilih. Tapi to be fair, hasil fotonya sendiri secara independent memang bagus. Gue dikirimin semua soft copy foto yang mereka foto di hari itu dan semua bagus-bagus. Cuman ya backdropnya bikin ilfil banget dan emosi jadi gue simpen aja tuh CD hasil foto-foto.
2. Vendor kedua dan yang terakhir, adalah vendor dekor gue. Sama halnya kaya vendor photobooth diatas, kita ketemu vendor ini lewat pameran wedding di JCC. Gue warning dulu nih... ceritanya agak panjang dan penuh dengan emosi (karena nulis posting ini kan harus inget-inget kejadian yang ga enak)... jadi kalo ga minat bacanya, cukup sampai disini aja.. tapi kalau kamu mau baca lebih lanjut silahkan click "Continue Reading"
Disney Sea Japan
Wednesday, June 3, 2015
Leave a Comment
Gue sebenernya agak doubting untuk nge-post trip ke Disney Sea ini karena hari itu adalah hari terakhir kita di Jepang dan menurut gue meskipun udara sangat nyaman untuk jalan-jalan, tapi cuacanya mayan gelap dan gloomy. Alhasil foto-fotonya pun kurang "ceria" gitu. Tapi gapapa at least gue mau share aja experience gue pas kesana ya!
Disney Sea itu sebetulnya dinamakan Disney Sea karena lokasi persisnya memang dipinggir laut. Di theme park ini beda dari Disney-disney lainnya yang ada di Orlando, LA dan Paris. Kebetulan kita ke Disney Sea di hari terakhir di Jepang, jadi kita udah pindah hotel di airport karena flight kita besoknya itu pagi banget. Dari airport ada shuttle bus langsung dari terminal airport international dan domestic untuk langsung ke Disney Resort. Jadi ga usah pusing-pusing lagi mikirin gimana cara kesananya. Karena lokasinya memang di pinggir laut perjalanan cukup jauh makan waktu 1 jam-an dari airport. Kalau berangkat dari dalam kota (misalnya Shinjuku, Ginza, Shibuya) bakalan lebih lama lagi perjalanannya.
Kita sampe di Disney Sea sekitar jam 8an, dan itu sudah antri panjang meskipun pintunya belum buka. Untuk pengunjung yang nginep di hotel Disney resort mereka dapat privilage untuk masuk ke Disney Sea (1 jam atau 30 menit gue lupa) lebih dulu dari pengunjung biasa.
Ini popcorn rasa Milk Tea, penasaran kan?
[gallery type="rectangular" link="none" ids="1687,1688"]
[gallery type="rectangular" link="none" ids="1679,1680"]
Karena hari itu bukan weekend dan sudah bukan anak libur sekolah, theme parknya relative sepi. Jadi kita ga perlu antri lama-lama untuk ridesnya. Kita juga disini jalan-jalan santai, bisa foto-foto secara leluasa ga perlu rebutan spot foto :)
[gallery type="rectangular" link="none" ids="1670,1669"]
Ini bis shuttle khusus untuk pengunjung yang nginep di hotel disney resortnya untuk ke Disney Sea. Lucu yah?
[gallery type="rectangular" link="none" ids="1662,1661"]
[gallery type="rectangular" size="medium" ids="1701,1698,1700,1699"]
[gallery type="rectangular" link="none" ids="1652,1651"]
[gallery type="rectangular" link="none" ids="1657,1643"]
Subscribe to:
Posts (Atom)
©
W|H|D