Gue termasuk orang yang beruntung karena punya background education Finance Management. Jadi meskipun karir gue bukan di bidang Finance Management, seenggaknya ilmu yang gue pelajari selama 4 tahun bisa gue apply ke kehidupang pribadi gue.
Mungkin waktu masih jaman kuliah cara gue manage keuangan gue masih sangat sederhana dibandingkan sekarang, cuman pada intinya gue selalu menganut prinsip untuk bisa selalu menabung setiap bulan. Berapapun itu harus ada sisa dari income/earnings yang bisa ditabung. Kalau orang sini bilangnya:
Jangan Besar Pasak daripada Tiang
Berangkat dari background gue itu tadi, gue juga suka banget baca artikel-artikel ringan mengenai personal finance; the how tos agar gue bisa mengolah keuangan gue lebih baik lagi. Juga artikel seperti tips and tricks on how to save more seperti budgeting coffee - daripada beli kopi di coffee shops seharga 40-50 ribu per cup mending bikin kopi sendiri atau apalah - semua gue baca. Obviously dari artikel-artikel itu ada yang memang bermanfaat tapi banyak juga yang sampah. Hehe.
Kita harus bisa memilah-milah strategi apa yang "works" with our lifestyle. Jangan semuanya di-ikutin karena back to what I said at the beginning bahwa personal finance itu bener bener personal. Jadi what works for me, belum tentu works for you.
Disini gue mau share what kind of personal finance that works for me now. Secara garis besar kondisi gue saat ini sudah berkeluarga dengan satu anak dimana gue dan suami sama-sama bekerja kantoran. Dari sini kita combine income masing-masing misalnya Rp1000,000 per bulan. Dari situ kita sudah tau bagaimanapun caranya spending kita tidak boleh lebih dari angka itu.
Overhead / Fixed Cost
Step pertama is to identify your fixed cost. Fixed cost itu adalah pengeluaran rutin setiap bulan dengan angka yang kurang lebih sama. Misalnya:
- Cicilan Rumah
- Cicilan Mobil
- Listrik
- Gaji PRT
- Tagihan Internet & TV Cable
Pengeluaran di atas ini adalah prioritas nomer 1 setelah gajian ya karena angka ini tidak akan berubah in the near future.
Daily Operation
Secara umum gue mengkategorikan Daily Operation untuk pengeluaran-pengeluaran di kantor selama weekdays.
Berhubung saya dan suami berdua kerja kantoran dan lokasi kantor kita masih relatif dekat, kita sering carpool bareng dan parkir di kantor gue, kemudian suami naik ojek ke kantor (karena situasi area kantornya jauh lebih macet during rush hour dibandingkan area kantor saya)
Selain carpool, suami juga sering naik kereta dari rumah ke kantor maupun dari
kantor ke rumah.
Cuman buat gue karena masih cemen, kalo kita lagi gak
carpool-an gue biasa pesen Uber untuk ke kantor dan pulang. Mahal iya, tapi
masih lebih mahal argo taksi biasa sih ya hehe.
Tapi karena sekarang ini lagi banyak banget construction jalanan di area kantoran yang bikin jalanan macet tingkat dewa, minggu lalu gue mencoba untuk pakai TransJakarta dan ternyata lumayan juga yah!
Nah biaya-biaya ini bisa dimasukkan ke pos transportasi:
- Bensin
- Parkir
- Ongkos kendaraan umum (Uber, Kereta, TransJakarta, Ojek)
Nah akhir-akhir ini gue dan suami sedang mempertimbangkan untuk hire supir pribadi dikarenakan keperluan mobilisasi yang berubah. Kalau memang jadi berarti pos "FIXED COST" akan ditambah dengan Gaji Supir.
Makan Siang/Snack
Jangan meremehkan biaya makan siang yah. Karena kalau dihitung-hitung setiap hari makan di luar itu bisa banyak juga apalagi sekarang ada GoFood yang bisa pesen makanan kapan aja ke kantor. Godaannya banyak banget sungguh!
Menurut gue ini juga perlu balance ya, ga perlu ekstrim bawa bekal setiap hari ataupun makan enak di luar terus setiap hari (OK ini gue banget ya hahahaha, I'm so guilty for this one)
Gue percaya kalau makan siang itu ga hanya untuk makan semata-mata tetapi juga untuk bersosialisasi dengan teman kerja di luar konteks pekerjaan. Ini penting ya karena momen-momen ini adalah momen dimana kamu bisa get to know your counterpart colleagues, boss, or team more in the personal level. Dimana nantinya kalau kamu bisa kenal counterpart lebih baik secara personal tentunya akan membantu di dalam perkerjaan ketika akan bekerja sama.
Sedangkan kalau kita mau hemat bawa bekal (let's be real, these days sudah jarang banget orang-orang karyawan yang bawa bekal) kita bakalan stuck makan di pantry kantor. So again, just find the balance on this and you'll be good.
Credit Card
Banyak orang yang anti sama kartu kredit. Tapi bagi gue kartu kredit itu adalah life saviour karena dengan menggunakan kartu kredit untuk hampir semua transaksi, gue dengan mudah bisa men-track pengeluaran gue setiap bulan. Gue ga terlalu punya aturan strict misalnya untuk makan keluar pake kartu kredit A, untuk beli bensin pakai kartu kredit B, untuk ke Supermarket pakai kartu kredit C. Bebas aja disesuaikan dengan kebutuhan dan tentunya current promo saat itu.
Di Indonesia promo kartu kredit banyak banget. Hampir setiap hari gue dapet email dari Bank kartu kredit gue dengan info promo yang berbeda-beda. Dari diskon restoran, diskon rate hotel, diskon tiket pesawat, you name it. Promo-promo ini yang harus kita bisa manfaatkan disesuaikan dengan kebutuhan kita ya. Jangan sampe terjebak/tergiur dengan promo-promo itu justru jadi aji mumpung yang merugikan karena sebenernya kita lagi ga butuh tapi karena promo kita jadi beli.
Quick reminder, jadi 90% of the time kartu kredit gue gunakan sebagai alat pembayaran bukan sebagai alat hutang. Balik lagi ke point pertama bahwa total dari tagihan kartu kredit saya dan suami tidak boleh melebihi dari income Rp1,000,000.
Biaya Senang Senang
Tenang, gue ga lupa senang-senang kok! Senang-senang itu penting loh haha
Gue sebetulnya benci sama kata-kata budgeting karena entah kenapa kata tersebut konotasinya itu seperti restriction. Padahal kan kita me-manage keuangan kita agar kita bisa senang-senang kan?
Kategori ini gue kaitkan dengan lifestyle seperti:
- shopping
- makan-makan di luar
- nonton
- refleksi
- liburan
Disini gue biasanya bikin 1 acccount khusus untuk liburan dan 1 account lagi untuk aktifitas senang-senang lainnya. Khusus untuk liburan biasanya sih kita tiap bulan ada yang bisa ditabung di-sana meskipun kita belum ada plan liburan kemana-kemana in the near future. Tiap tahun pasti lah kita pergi liburan dan biasanya sebagian biaya ambil dari account ini.
Untuk account yang satu lagi, biaya shopping, makan-makan, dll itu sudah dialokasikan aja tiap bulan dan bisa di balance dengan keadaan. Misalnya bulan ini lagi banyak shopping, mungkin makan-makan di luarnya di kurangin, atau kalo lagi seneng refleksi, shoppingnya ditahan dulu, you know the drill!
Investasi
Setelah income/earnings kita dikurangi dengan semua list yang ada di atas, kita akan diakhiri dengan jumlah yang tersisa. Sisa uang ini sebaiknya ditabung di rekening yang berbeda dan tidak bisa diutak atik. Kalo gue bilangnya "one way" karena apa yang sudah dimasukkan ke rekening tersebut tidak akan keluar lagi unless it's for emergency.
Dari sisa tabungan ini, ada baiknya sebagian kita alokasikan untuk investasi. Gue ga akan rekomen produk-produk investasi karena tiap produk punya bermacam-macam benefit yang berbeda. Dan tentunya dicocokkan dengan kebutuhan keuangan kita.
Contohnya:
- Jangka Pendek vs. Jangka Panjang
- Fixed Interest vs. Market Interest
- High Risk vs. Low Risk
- Additional benefit: Asuransi Jiwa
- etc
Be a Savvy Spender
I like the word savvy better because savvy doesn't mean cheap or stingy. Savvy is being fully aware of what you spend and the impact of what you're spending to your life. From there, you can measure whether that spending is worth the impact or not.
Contohnya:
- Untuk menurunkan pengeluaran listrik semua lampu di rumah kita ganti dengan lampu bohlam LED. Ini adalah salah satu action untuk hidup savvy dalam rumah.
- Mematikan lampu/AC jika tidak dipakai.
- Ketika ingin membeli suatu barang, make sure barang tersebut memang diperlukan dan berfungsi sesuai ekspektasi dengan cara research review di internet.
To make it clear, I really don't mind spending money on the things we need, I'm just oppose to making hasty decision / impulse buying and wasting money on the things we don't use.
Kira-kira begitulah cara saya untuk manage personal finances secara general. Ribet? Haha gak kok, sungguh. Kalau sudah biasa it's almost like second nature. Apalagi sekarang udah jadi "emak emak" yang semua nya diitungin.
Semoga tulisan ini sedikit bermanfaat bagi yang sedang memulai bebenah keuangan pribadi. Apalagi kemarin baru libur Lebaran kan pastinya banyak sekali pengeluaran both planned and unplanned.
Toodles
S.S
Toodles
S.S
No comments
Post a Comment