Japan Trip with Toddler - OSAKA & KYOTO


Setelah 6 malam di Tokyo, tiba saatnya untuk pindah ke kota Osaka dan Kyoto. Kalau dibandingkan dengan Tokyo, Osaka lebih selow ya, ga se-hectic Tokyo. Apalagi Kyoto yang penuh dengan temple-temple, disini jam 5 sore aja kebanyakan sudah tutup. Restoran-pun banyak yang hanya buka pas lunch time, tutup, terus buka lagi pas dinner.


DAY 7 - TOKYO to OSAKA

Hari ini kita check-out dari hotel kita yang ada di Tokyo, kemudian langsung ke office JR untuk book seats kereta Shinkansen di gerbong reserved. Nah persiapan pergi ke Osaka dengan Shinkansen ini selain book seats, kita juga menggunakan jasa kirim koper door-to-door ke hotel di Osaka.

Pertimbangannya adalah kita total manusianya ada 6 (termasuk bocah), kalau 5 orang pakai koper bagasi, total ada 5 koper, belum lagi ditambah koper cabin, stroller dan lain-lainnya. Mengingat kita naik kereta dan space untuk koper besar itu sangat limited di tiap gerbong, dan juga kereta itu stop di pemberhentian hanya kurang dari 2 menit saja, kayanya kok ribet banget ya nenteng-nenteng begitu banyak barang di kereta.

Kebetulan di concierge di hotel kita di Tokyo menyediakan jasa kirim koper. Jadi semalam sebelum kita check-out kita sudah kirim koper-koper besar ke Osaka agar ketika kita sampai di Osaka koper-koper kita sudah sampai di hotel yang di Osaka.

Perjalanan kereta Shinkansen memakan waktu kira-kira 3.5 jam ke stasiun Shin-Osaka. Dari sini kita ganti ke kereta biasa menuju hotel kita di daerah Namba/Shinsaibashi.


Kebetulan ketika tiba di hotel pas waktu check-in jadi kita sudah bisa langsung masuk kamar dan istirahat.


Saking capeknya (capeknya udah numpuk dari hari pertama) kita semua udah mager banget di kamar hotel dan akhirnya makan malem-pun hanya beli makanan jadi di Lawson dan Family Mart di sebrang hotel.

DAY 8 - [KYOTO] - ARASHIYAMA

Hari ini kita plan untuk pergi ke daerah Arashiyama yang ada di kota Kyoto. Karena kita masing-masing punya JR Pass jadi kita naik Shinkansen dari kota Osaka ke Kyoto yang memakan kira-kira 15-20 menit saja.


Kalau kesini harus make sure pakai sepatu yang nyaman karena jalan kakinya panjang, lama dan ada hiking-hiking sedikit. Jalannya dibawa santai aja soalnya kalo cepet-cepet malah gampang capeknya.


As you can see, foliagenya sudah mulai keluar dengan warna warni merah ke-orange-an. 

Setelah jalan-jalan di area ini, kita makan di restoran di deket sini juga. Abis itu kita ke toko-toko souvenir karna (menurut saya pribadi), barang-barang di toko soevenir di Kyoto (terutama di Arashiyama ini) bagus-bagus banget dibandingkan di tempat-tempat lainnya. Jadi untuk oleh-oleh ataupun koleksi pribadi kita banyak beli pernak pernik disini.

Kita disini cuman sampai jam 6 karena memang jam 5 sudah gelap dan banyak yang sudah tutup. Sama seperti cara kita kesini tadi pagi, kita kembali ke Osaka dengan menggunakan Shinkansen. Sesampainya di hotel kita semua capek banget karena seharian betul-betul di jalan full out-door. Jadi kembali makan malam beli di convenient store hehehehe...

DAY 9 - [KYOTO] - GION + TORROKO TRAIN

Hari ini sebetulnya agak hectic dan cukup melelahkan. Berhubung ini sudah hari ke-9, kondisi badan juga sudah mulai menurun. Tapi justru aktifitas hari ini mayan padat. Kita kembali ke kota Kyoto menggunakan kereta Shinkansen untuk ke tempat penyewaan baju kimono. Dari sejak di Jakarta, saya sudah reservasi via website untuk sewa baju kimono sekeluarga. 

Sesampainya di lokasi, kita semua berpencar karena area wanita dan pria dipisah. Memakan waktu kira-kira 1 jam untuk kita semua rapi. Lalu kita ke area Gion untuk foto-foto di depan temple dan sekitarnya.


Setelah sesi foto-foto kita  kembali lagi ke daerah Arashiyama. Kenapa? karena kita mau nyobain naik Torroko Train yang stasiun Torokkonya ada di Arashiyama. Jadi Torroko Train ini kereta model tua dan gerbongnya outdoor/open air. Stasiun dan track rel keretanya juga terpisah dari rel kereta-kereta lainnya, dan panjang relnya juga cukup pendek hanya dari Arashiyama ke Kameoka. Kereta ini khusus lewat pinggiran tebing dan sungai dan juga masuk menembus gunung-gunung (terowongan). Fungsinya hanya untuk menikmati pemandangan foliage/sakura pada musimnya.


Bagus banget deh beneran, kalau kalian pas ke Jepang di musim semi atau musim gugur, wajib coba naik kereta Torokko ini. Sekali jalan hanya memakan waktu 20 menit, tapi ini juga udah lebih dari cukup karena dingin banget kena angin dan suhu yang rendah. Untung kimono kita memang kimono untuk winter jadi bahannya agak tebal, dan juga di dalem masih pake heat-tech uniqlo atas dan bawah. Ditambah dikasih scarf wool untuk dipake di atasnya lagi.

Sesampainya di stasiun Torokko Kameoka kita semua turun dan keluar dari stasiun jalan kaki menuju stasiun kereta regular (untuk kereta-kereta biasa). Disini sepi banget, bener-bener pedesaan, hampir ga ada suara sama sekali. 


Kita kembali ke tempat penyewaan kimono untuk mengembalikan bajunya karena memang kita cuman menyewa baju 1 hari saja. Setelah semua selesai, kita mampir makan malam di restoran ramen halal di Kyoto, namanya RAMEN AYAM-YA. Yang bekerja di restorannya hampir semua orang Indonesia, mahasiswa-mahasiswa S3 juga ada. Seru juga, untungnya kita sampai disana sekitar 15 menit sebelum restorannya buka untuk jam makan malam. Kita langsung antri di depan pintu masuk. Gak lama antrian mulai memanjang, tapi kita kebagian yang paling depan ketika restorannya buka.


Setelah makan malam, kita kemudian langsung kembali naik Shinkansen menuju hotel kita di Osaka dan istirahat.

DAY 10 - [OSAKA] - NAMBA + MATSUSAKAGYU

Akhirnya pada hari ini kita mulai explore kota Osaka. Kebetulan hotel kita lokasinya di Namba dan Shinsaibashi yang memang area-area ini tempatnya keramaian. Sebetulnya (menurut saya pribadi), Osaka itu hanya kota besar aja yang ga begitu banyak spot-spot yang bisa dikunjungi kalau dibandingkan dengan Tokyo. Ada sih, seperti Aquarium, Osaka Castle, dll tapi feelnya memang beda aja.


Untuk area Namba sendiri ada pusat keramaian namanya Dotonbori yang terkenal dengan lambang Glico-man nya. Selain itu Osaka juga terkenal dengan street food nya seperti Takoyaki dan Okonomiyaki. Kemudian juga dengan makanan-makanan jepang yang sifatnya deep-fried itu banyak sekali disini. 


Di Namba dan Shinsaibashi banyak banget toko-tokonya. Dari yang model stand-alone butik, model toko diskonan yg bisa nawar, sampai toko besar serba ada (BIC Camera), dan department store elite Daimaru. 

Karena hari ini free-time aja di Osaka, kita keluar hotel tidak terburu-buru. Pas keluar hotel kira-kira sudah mendekati jam 11, kita mulai jalan kaki ke area pertokoan Shinsaibasi sambil window shopping / shopping se-kena nya aja.


Lalu, pak suami ngingetin restoran waktu kita terakhir ke Jepang ada di dekat sini namanya Matsusakagyu Yakiniku M. Dan kita iseng aja sih sebenernya mampir ngecek kalo ada seats available apa ngga, karena waktu dulu itu selalu full dan kita harus datang untuk booking makan hari esoknya.


Ternyata pas kita tanya ke restorannya, pas banget ada 1 meja kosong untuk kita semua. Wah tanpa pikir panjang kita langsung aja duduk dan makan siang disitu. SENANG HATIKU.


Setelah makan siang disini, kita janjian ketemuan dengan kakak sepupu saya yang memang sudah tinggal menetap di Osaka dengan istrinya. Kita rame-rame jalan-jalan aja keliling area Namba/Shinsaibashi sambil foto-foto, makan, ngopi dll sampai malam.



DAY 11 - [OSAKA] - GYUKATSU MOTOMURA

Hari terakhir di Jepang nih. Flight kita hari ini jam 11 malam. Karena barang bawaan koper kita makin banyak (nambah beli koper disini) kita book tiket bis shuttle airport langsung dari hotel ke airport. Jadi kita sudah ga pakai kereta-kereta lagi hari ini dan hassle-free.

Seperti biasa pagi-pagi kita beberes packing dan sarapan sebelum check-out hotel jam 11 siang. Kemudian kita menitipkan koper-koper kita di area penitipan koper di lobby hotel. Kebetulan diisini ada service penitipan koper untuk tamu-tamu hotel. 

Setelah beres urusan per-koperan, kita jalan-jalan ke area yang sama seperti kemarin Namba/Shinsaibashi (area ini besar ya guys, jadi masih banyak yg bisa di explore). Setelah jalan-jalan kita sekalian cari restoran untuk makan siang (terakhir di Jepang). Gak taunya di dekat situ ada cabang restoran Gyukatsu Motomura

Kalau kalian ga tau, ini restoran lagi super hits banget! Sebetulnya kita sudah niat mau makan disini waktu di Tokyo, Shinjuku. Tapi ketika sampai di restorannya antriannya panjangnya minta ampun!! Bener-bener ga keliatan ujungnya. Kalau cuman saya dan suami doang sih mungkin kita cuek-cuek aja antri. Tapi berhubung kita bawa bocah dan juga bawa nyokap bokap, akhirnya kita ganti restoran aja yang sepi untuk makan. 

Jadi restoran ini hanya menyediakan 1 menu saja yaitu Gyukatsu. Pilihannya hanya 2 yaitu 1 porsi daging atau 2 porsi daging.


Photo taken from Sajia. Karena restorannya penuh dan kita tau di luar banyak yang antri, kita makannya gercep aja dan ga sempat foto-foto. Ini foto diambil dari google ya.

Restoran ini saking hitsnya, selain turis, resto ini juga sangat populer di kalangan orang lokalnya (Jepang). Oleh karena itu, ga mungkin makan disini tanpa antri ya. Selalu akan ada antrian di restoran ini. Kebetulan ketika kita ke restoran cabang Namba, antriannya tidak terlalu lama sekitar 15 menitan (yes ini gak lama ya guys). Restorannya ada di lantai basement, jadi antriannya melingkar sepanjang tangga di trotoar sampai kebawah basement di pintu masuk restoran. Si bocah alhamdulilah tidak terlalu rewel karena asik dengan nonton youtube sambil duduk di anak tangga. 


Agar efisien, staff restoran sudah mulai take order makanan untuk orang-orang yang masih antri di tangga. Jadi ketika sudah giliran kita masuk dan duduk di meja, makanan langsung disajikan saat itu juga. 

Setelah kenyang, kita jalan-jalan sebentar lalu sore hari kembali ke hotel. Karena sudah check-out kita cuman duduk-duduk istirahat di area lobby sambil masuk-masukin barang belanjaan hari ini ke koper. Gak lama bis shuttle airportnya datang dan kita langsung menuju airport Kansai yang perjalanannya memakan kira-kira 1 jam.

Sesampainya di airport, kita langsung turun di terminal international. Kebetulan loket check-in belum buka karena kita memang agak early. Jadi kita nunggu kira-kira 15-20 menitan kemudian mulai antri untuk check-in. 

Salahnya kita disini adalah terlalu santai untuk masuk ke area setelah lewat imigrasi. Jadi ketika kita masuk, disitu cuman ada toko-toko dutyfree, tapi ga ada restorannya. Jadi mau makan malam-pun kita melipir ke convenient store karena sudah kelaparan. Sedih, makan malam terakhir di Jepang malah makan makanan Lawson.

Moral of this trip: 

1. Kalau bawa anak toddler travelling, acara bisa berubah sewaktu-waktu tergantung mood anak.
2. Makanan cemilan harus selalu siap karena kalau jalan-jalan kita ga tau kapan bisa nemu/dapet restoran yang cocok untuk makan. 
3. Harus inget juga, tidur di stroller itu ga enak ya guys, senyaman apapun itu stroller itu masih lebih nyaman tidur di kasur. Jadi buat anak yang berhari-hari tidur siang, nap di stroller itu capek.

Toodles!

3 comments

Unknown said...

Hands down over the exclusive items made for your trendiness. Order for Leather Jackets for Men and Women, custom leather jackets online now.Women Faux Leather Jackets

kitchen contractors Saskatoon said...

Bridge City is a Reputable Cabinetry & Renovations Contractor. We Provide Services in EURO-RITE Kitchen Design and Construction. We are a Quality Renovation Contractor that Renews and Brings Life back to Existing Properties no Matter what kind of Space you are Looking to Renovate: Bathrooms, Living Rooms, Kitchens, or Other Living Spaces.

waterproof foundation edmonton said...

Ramma foundation is a company and a foundation that provide crack repair snow remove and gutter clean service. We are the crack repair foundation in Alberta Edmonton. We provide services like crack repair, gutter clean services, show removal, in short we are the foundation repair in Edmonton. If you are worried about the cracks on your home do not worry we are here to get it repair. If you are worried about snow on your roof, we can remove it. We are here to clean you gutter.

Professional Blog Designs by pipdig