The Holy Grail Skincare Routine

Skincare

When I finally moved back to Indonesia 2 years ago, my skin had a hard time adapting the hot and humid weather. I had rashes, redness, oiliness, and acne due to the sweating and clogged pores. Don't get me wrong, I never had great skin to begin with ever since puberty kicked in, but this phase of adjustment was bad and I decided to see a dermatologist for treatment in Jakarta. The derm examined my skin and recommended me a number of products to try (some are over the counter and some are by subscriptions), but what had stuck with me for the past 2 years are these three that kept my skin on point.

1. Obagi Nu Derm Foaming Gel

First of all this bottle is huge! At 300ml (4.7 oz), it usually lasts me for about 2-3 months time with regular twice a day wash in the morning and evening. It leaves my skin clean without irritation. I'm on my 6th bottle now and have no plan of changing to any other cleanser. My true HG. I recommend this for anyone with sensitive skin.

2. Balatone Calming Toner PH Balancer (AM)

Next, this toner is paired with the facial foam. I use this after washing my face in the AM. The toner is applied directly to my face with a cotton pad in an outward motion. It calms the skin and leaves my face soft and smooth ready to start my morning make-up routine.

3. Obagi Cleanziderm Pore Therapy (PM)

This second toner is also paired with the facial foam for the evening. The same application concept with the Balatone toner, but works more as an overnight treatment to clear out any clogged pores or acne. It contains 2% Salycylic Acid to unclog dirt, oil and make-up applied during the day and leaves the skin clean and treated.

I had been using these three products religiously and I have to say that my skin has been the best it has been in years. Note that this is coming from a girl who has battling with acne since the age of 13. At some point in time back then I can't even remember when I ever had good skin. It was a sad time but I had put all that bad memories behind me and embrace the my new skin.

For all of you battling with acne, I would very much suggest you to go to a dermatologist. Each person have different case of acne and it's not a simple treatment process as the media would claim by using over-the-counter acne products. Trust me, only the right product and treatment will clear your skin.

Hope this helps!

Xoxo,

Sari

Best Mascara and Eyelash Curler

Dynamic Duo

I'd like to take this moment to tell you the ultimate eye combo that will make your eyes awake. Yes, it's no secret that this Shu Uemura eyelash curler has been around for over a decade and yes, I may be late on to the eyelash game, but it's better late than never. These eyelash curler combined with my all time favorite Lancome Hypnose Star Mascara has given me an awake pair of eyes every single morning without fail. It made such a huge difference that I can't go out without it.

What are your dynamic duo combo?

Xoxo,

S

Dotonbori, Osaka

_MG_0680

Kebetulan hotel/apartment tempat kita tinggal di Osaka itu cuman 5 menit walking distance ke Dotonbori, jadi hampir setiap malam kita pasti lewat Dotonbori on the way ke hotel. Nah, ibaratnya Time Square di NYC, Dotonbori itu Time Squarenya di Osaka. Seperti yang terkenal di Osaka adalah kulinernya, di Dotonbori inilah surganya makanan street food. Segala makanan Jepang ada disitu dan disana restoran dan toko-tokonya tutup lumayan malem. Puas deh pokoknya.

_MG_0300

Untuk Osaka sendiri, mereka memang terkenal atau identik dengan makanan yang di goreng "deep-fried" dan juga dengan okonomiyaki dan takoyakinya. Nah di sepanjang jalan di Dotonbori, banyak banget street foodnya jualan disana. Seru dan rame banget.

_MG_0291 _MG_0272 _MG_0302

Ini dia nih gerobak takoyaki yang antriannya mayan panjang!

_MG_0315

[gallery type="rectangular" ids="1529,1519,1525,1524,1523,1528"]

Di hari pertama di Osaka, kita kan pergi jalan-jalan liat Sakura di Sakuranomiya, nah malamnya on the way pulang ke hotel kita cari makan di daerah Dotonbori. Sahabat gue yang ke Jepang sebelumnya pernah bilang di Dotonbori ada satu restoran yakiniku yang sangat recommended namanya Matsusakagyu Yakiniku yang konon katanya rasanya kaya "sapi dari surga".  Karena penasaran, gue dan hubs coba cari itu restoran, gak lama ketemu kita naik ke lantai 2 ke restoran itu. Taunya semua tablenya sudah fully booked the whole night padahal kita datang kurang dari jam 7 malam. Nah di website gue cek ada cabang restoran satu lagi gak jauh dari situ, lalu gue minta tolong waiternya untuk telfonin ke cabang yang satunya apa masih ada table atau gak. Ternyata merekapun fully booked. OKE DEH! Super kecewa!

Tapi namanya gue juga sotoy dan "ndablek" gue tetep aja tuh jalan ke restoran di cabang lain itu. Pas sampe sana kita tanya ada table gak? ternyata, rejeki anak sholeha ada loh 1 table yang available cuman hanya bisa dipakai sampai jam 9 malam karena sudah ada yang book jam segitu. Pas kita sampe disana itu jam 7.30, oke lah 1.5 jam buat makan. MANTAP!

_MG_0263

Ini dia penampakan "sapi dari surga". Perfectly marbled dan lumer di mulut. Ga boong! Harga sungguh tidak bisa menipu! Tutup mata saja dan pesan!

[gallery type="rectangular" ids="1512,1508,1510,1509"]

Desserts!! wah THIS IS MY WEAK SPOT! Rasanya kalau ngeliat kios-kios dessert begini gue kaya dipanggil gitu untuk beli dan nyobain. Kalau dihitung-hitung lumayan boncos juga dompet untuk jajan-jajan dessert begini selama di Jepang. Hati-hati!
_MG_0678 _MG_0352 _MG_0349

Semua makanannya sangat menggoda sekali!!

_MG_0682 _MG_0681 _MG_0346 _MG_0332 _MG_0329 _MG_0306 _MG_0305

Xoxo

S

Fun Facts About Japan

lets-travel-to-kyoto-japan-with-rodolfo-contreras-9

Selama 11 hari liburan di Jepang, gue dan hubs ngamatin dan nangkep beberapa kebiasaan dan etiket orang jepang disana. Ada yang menarik tapi ada juga yang membingungkan. Di posting ini, gue mau share foundings kita selama disana.

1. TOILET:

Toilet di Jepang itu sangat teramat high-tech, dimana dudukan closet itu ada pemanasnya (kalo pas winter jadi bokong pas duduk itu nyaman dan ga dingin), dan juga untuk cebok semua pakai tombol air dengan water pressure yang bisa di custom sesuai preference kita. Untuk flush, hampir semua toilet pake sensor di dinding, jadi kita letakan telapak tangan kira-kira 10 cm dari sensor, lalu secara otomatis closetnya akan flush dengan sendirinya. TIdak ada kontak tubuh ke trigger flush dengan alasan higienis.

OLYMPUS DIGITAL CAMERA


Lucunya, untuk bagian wastafel mencuci tangan, mereka ga / jarang sekali menyediakan tissue/towel atau mesin pengering tangan. Awalnya gue merasa aneh banget, kok bisa begini? Masa iya orang cuci tangan pake sabun terus basah-basahan keluar toilet atau lap pake baju? Ternyata orang jepang itu sudah lazimnya membawa handuk kecil di tas masing-masing. Jadi setelah mereka cuci tangan otomatis mereka lap dengan handuk kecil itu lalu di bungkus plastik.

2. ESCALATOR:

Escalator di Jepang, terutama di stasiun kereta ada banyak sekali. Lebarnya hampir semua untuk 2 orang berjejer. Kalau kamu nanti pakai escalator (turun/naik) di Jepang, tolong diperhatikan karena mereka selalu membedakan antara jalur kiri dan kanan, yang salah satunya untuk berdiri diam (standing side), dan satunya lagi untuk orang yang jalan terus (clear lane). Gue sama hubs yaa karena kita jg santai dan ga ada yang dikejar, selalu berdiri di jalur yang berdiri diam (standing side) ketika pakai escalator. Intinya dalam memakai escalator ada etikanya: jangan menghalangi orang-orang yang terburu-buru dan selalu kasih jalan bagi yang mau jalan naik/turun.

Seinget gue, di 3 kota yang kita kunjungin, aturannya agak beda. Kalau di Tokyo dan Kyoto "standing sidenya" ada di sebelah kiri, sedangkan di Osaka "standing sidenya" ada di sebelah kanan. Alesannya. ga tau tapi bisa bisa baca disini aja ya explanation lebih lanjutnya :) Kalau nanti disana bingung, tinggal ikutin orang-orang aja disan gimana.

[gallery type="rectangular" ids="1461,1460"]

Foto di kiri itu Tokyo & Kyoto dan foto di kanan adalah Osaka.

3. CARA MEMBAYAR DI KASIR

Untuk pembayaran di kasir secara tunai (cash), sang penjaga kasir tidak akan menerima uang di tangannya. Instead, mereka menyediakan cash tray kecil di counter untuk pembeli meletakkan uangnya disitu. Setelah uang diletakan lalu sang kasir mengambil uangnya dan menghitung uangnya di depan pembeli untuk make sure yang dikasih jumlahnya benar.

[gallery type="rectangular" ids="1465,1466"]

4. TONG SAMPAH

Gue dan hubs, sebagai first-timer di Jepang kita ngerasa kalau susah sekali mencari tempat sampah di "manapun". Mau di jalanan, stasiun, ataupun area-area publik lainnya. Kalau pun ada, tempat sampahnya itu kaya satu set of different bins based on bahan materialnya karena tiap tong sampah akan di recycle.

japan_recycling_bins-789306

Alesannya gue ga tau secara pasti, tapi gue beranggapan bahwa mereka expect kita untuk carry around our own trash, dan juga karena disana culturenya untuk ga makan/minum sambil jalan jadi secara kebiasaan ga ada alesan untuk ada tempat sampah di banyak tempat. Contohnya, di daerah yang banyak vending machine minuman pasti di sebelahnya persis akan disediakan tempat sampah khusus botol plastik ataupun kaleng. Karena mereka expect kita minum disitu dan akan dibuang di situ juga. Ga kaya kita yang sambil jalan-jalan  bawa minuman botol. Alesan lainnya bisa dibaca disini ya.

Kira-kira 4 poin experience ini yang gue bisa share ke temen-temen untuk yang mau pergi liburan ke Jepang.

Semoga membantu :)

Xoxo,

S

Jalan-jalan pakai Kimono di Asakusa

_MG_0133

Hai, jadi salah satu aktifitas yang gue include di itinerary gue waktu di Jepang adalah jalan-jalan sambil foto-foto sambil pake baju Kimono lengkap. Gue sempet baca kalau aktifitas ini paling terkenal dipakai di Kyoto di daerah Gion. Dimana tempat aslinya Geisha yang sebenarnya. Di daerah Gion ini ada banyak toko-toko untuk sewa kimono (biasanya untuk turis) dan rencananya gue mau sewa di salah satu toko itu terus jalan-jalan di sekitar Gion sambil foto-foto. Cuman gue melakukan kesalahan fatal karena underestimate betapa terkenalnya aktifitas ini untuk turis. Dan karena waktu kita kesana adalah musim Sakura, jumlah turis banyak banget dan alhasil gue ga dapet slot untuk sewa kimono di toko-toko itu selama 3 hari gue di Kyoto. Mereka semua fully booked. Sedih banget rasanya!

On the way ke Tokyo dari Osaka, gue pun LINE-an sama temen gue yang orang Jepang yang tinggal di Tokyo. Dia bilang ada satu area di Tokyo yang bisa sewa kimono kaya di Kyoto. Nama daerahnya Asakusa. Disitu juga ada temple dan bangunan-bangunan traditional Jepang untuk gue foto. Knowing that, gue langsung minta tolong cariin toko yang available untuk booking besoknya.

Pagi besoknya, gue bangun tidur dan langsung cek temperature hari itu. Ternyata temperature drop banget ke 4 derajat C dan hujan seharian. Wah langsung males rasanya.. gue malah sempet niat untuk batalin booking aja karena gue ga kebayang dingin dan hujan begitu terus jalan-jalan pake kimono. GA JELAS! Tapi hubs bilang, udah lah kita kesana aja foto, toh effortnya kita untuk bisa dapet slot pake kimono udah WOW banget. Katanya nanti kalau kedinginan ya ga usah lama-lama jalan-jalannya.

Akhirnya gue nurut dan kita langsung cuss ke Asakusa. Disana kita disambut dengan "mba-mba" ramah yang tidak bisa berbahasa inggris. Kayanya, mereka ada slot di tokonya karena orang-orangnya ga ada yang bisa bahasa inggris, jadi turis-turis ga ada yang bisa booking langsung. Anyway, disini harganya jauh lebih mahal dari pada di Kyoto - hampir 2x lipat tapi udah lah ya dari pada ngga sama sekali. Tutup mata aja terus bayar. Nah setelah dipakeanin dan rambut gue disanggul, gue sama hubs langsung keluar jalan-jalan ke arah temple. Aselik itu dingin banget loh!!! GA BOONG.

_MG_0113

_MG_0088

_MG_0128

Setelah kira-kira 2 jam kita jalan-jalan sambil foto-foto, kita langsung balik ke tokonya untuk ganti baju. Meskipun kita bayar untuk sewa 4 jam. Hahaha yang penting udah bisa nyobain pake kimono dan foto-foto, itu udah cukup banget buat gue.

Untuk temen-temen yang pengen sewa kimono juga, jangan lupa booking terlebih dahulu via website atau email. Jangan kaya gue hampir kecolongan ga jadi sewa kimono karena semua sudah fully booked.

Good luck!

Xoxo,

S
Professional Blog Designs by pipdig